JAKARTA – Sejak November 2024, Kementerian Pertanian melontarkan kebijakan stop impor kepada para pengusaha importir, dan melarang mendistribusikan daging impor ke pelaku UMKM dan pasar lokal. Namun, sampai saat ini harga daging kambing dan domba lokal belum juga turun.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjadikan Indonesia mandiri dalam sektor pangan, dan mensejahterakan peternak kambing dan domba lokal.
Dibalik semua itu, menurut data riset berdasarkan laporan lapangan harga kambing di Pasar Tradisional Serpong, pada hari Jum’at (29/08/25) dan domba lokal di BENS farm, Bogor, pada hari Selasa (09/09/25) masih terbilang tinggi dengan adanya kebijakan stop impor.
Kondisi ini yang membuat para konsumen, usaha UMKM, supplier, hingga distributor kambing domba dalam negeri menjerit. Karena biasanya mereka dimanjakan dengan harga impor yang murah.
Harga Ternak Lokal
Berikut harga kambing lokal di Pasar Tradisional Serpong:
- Karkas Kambing Rp 125 ribu per kilogram,
- Daging Kambing Rp 160 ribu per kilogram,
- Iga Kambing Rp 95 ribu per kilogram,
- Tulang Kambing Rp 45 ribu per kilogram,
- Sum-sum Rp 80 ribu per kilogram,
- Lemak Jaring Rp 20 ribu per kilogram,
- dan Jeroan kambing Rp 35 ribu per kilogram.
Selain harga kambing, domba lokal pun juga masih terbilang tinggi, di BENS Farm:
- Karkas Domba Merah (dengan jeroan) Rp 135 ribu per kilogram,
- Karkas Domba Kosong (tanpa jeroan) Rp 145 ribu per kilogram,
- Daging Domba Rp 165 ribu per kilogram,
- Iga domba Rp 100 ribu per kilogram,
- Tulang domba Rp 40 ribu per kilogram,
- Sum-sum Rp 45 ribu per kilogram,
- Lemak Jaring Rp 15 ribu per kilogram,
- dan Jeroan domba Rp 25 ribu per kilogram.
Perbedaan Harga Ternak
Menurut Surono, sebagai pelaku usaha supplier daging di Jakarta, harga domba dan kambing lokal bisa berbeda karena dari segi hasil jumlah dagingnya. Kambing lokal cenderung kurus dan banyak lemak, tapi domba lokal itu dagingnya banyak.
“Iya, Kambing itu postur tubuhnya tinggi dan kurus jadi dagingnya juga dikit, sedangkan domba itu bulat dan gemuk, karena itu domba dagingnya banyak.” Pungkasnya.
Keresahan Pelaku Usaha
Dibandingkan dengan harga karkas kambing dan domba impor itu kisaran 70 ribu – 85 ribu per kilogram. Selisih harga karkas impor dibandingkan lokal kurang lebih Rp 50 ribu per kilogram. Harga impor ini yang bertahun-tahun menjadi masalah bagi para pelaku ternak di Indonesia.
“Selama 9 bulan, semenjak karkas lamb dan mutton impor di tutup. Saya sebagai supplier daging kambing dan domba, itu kelimpungan mencari bahan produksi dengan HPP yang tinggi, sementara saya harus mendistribusikan ke pelanggan lama dengan harga yang sama” Tegas Surono dalam wawancara.
Penyebab Ternak Tinggi
Menurut Febrian, salah satu karyawan di Bens Farm mengatakan bahwa harga domba lokal saat ini mengacu pada pakan ternak yang mahal.
Febrian mengungkapkan bahwa pakan ternak yang mahal mengacu pada komposisi pakan yang memerlukan protein tinggi seperti menggunakan kedelai dan ampas tahu.
Namun, untuk mendapatkan protein dari kedelai, harus menggunakan kedelai impor. Karena kadar protein dari kedelai lokal masih belum mencukupi, dan harganya juga masih mahal.
“Harga domba di kita itu berdasarkan pada proses penggemukan, dengan 4x sehari dikasih makan. Karena itu harga dombanya lumayan, pada dasarnya juga penggemukan membutuhkan protein yang tinggi, seperti kedelai dan ampas tahu. Harga bahan pakannya juga lumayan tinggi, kalau dihitung bisa 90 persen pengeluaran itu ke pakan berkualitas saja”. Ungkapnya.
Selain pakan ternak yang mahal, jumlah ternak domba dan kambing di Indonesia juga jadi faktor tingginya harga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi kambing di Indonesia tahun 2024 sekitar 15,710.055 ekor. Jumlah ini sudah melebihi angka populasi sapi lokal. Sedangkan domba lokal 9.219.176 ekor tahun 2025.
Berikut data lengkap 10 provinsi populasi kambing tahun 2024
- Jawa Barat: 1.297.361 ekor
- Jawa Tengah: 3.510.883 ekor
- Jawa Timur: 5.033.351 ekor
- Sumatera Utara: 382.226 ekor
- Banten: 194.638 ekor
- DI Yogyakarta: 426.973 ekor
- Aceh: 201.419 ekor
- Lampung: 1.966.835 ekor
- NTT: 381.643 ekor
- Jambi: 114.564 ekor
Berikut data lengkap 10 provinsi populasi domba tahun 2024
- Jawa Barat: 6.971.887 ekor
- Jawa Tengah: 878.320 ekor
- Jawa Timur: 609.817 ekor
- Sumatera Utara: 345.163 ekor
- Banten: 100.008 ekor
- DI Yogyakarta: 154.636 ekor
- Aceh: 20.233 ekor
- Lampung: 56.650 ekor
- NTT: 22.446 ekor
- Jambi: 5.342 ekor
Menjadi pertanyaan besar dengan populasi domba dan kambing lokal yang banyak, harga ternaknya masih tinggi. Padahal sudah 9 bulan kambing dan domba impor di stop. Pemerintah harus turun tangan di sektor ini.
Harapan Peternak Indonesia Kepada Pemerintah
Peternak Indonesia berharap pemerintah ikut andil dalam masalah pakan ternak berkualitas yang mahal. Harapan ini bertujuan untuk menekan harga pasar kambing dan domba di Indonesia yang tinggi.
Pensubsidian pakan ternak akan menjadi salah satu solusi saat ini, meskipun sudah disubsidi dengan pakan ternak jagung harga yang murah, untuk proses penggemukan membutuhkan protein yang tinggi.
Harga kambing dan domba lokal yang masih tinggi bisa memicu permasalahan pada perusahan besar, pelaku UMKM, hingga konsumen pribadi. Jadi, Kementerian Pertanian diharapkan bisa menyelesaikan masalah harga ternak ini.